Hari ini matahari bersinar dengan teriknya. Sinar ultra violet nya menyinari makhluk bumi tanpa kenal ampun. Aku yang baru saja merebahkan diri di lantai mencari sejuk, gusar dibuatnya.

Kuputuskan untuk keluar rumah menuju lapangan rumput di belakang rumah setelah sebelumnya membeli minuman segar di toko tidak jauh dari tempat tinggalku.
Kulangkahkan kaki melewati jalan setapak dan mencari pohon rindang yang biasa ku hampiri untuk kemudian duduk dibawahnya.

Hari ini berbeda, ada sesuatu dibawah pohon itu. Padahal biasanya di siang hari seperti ini tidak pernah ada siapapun disana. Kuamati dengan seksama dari kejauhan dan kemudian kuhampiri.

Aku menyapanya sopan.
Dia tidak menghiraukan.
Aku hanya tersenyum dan berusaha mengakrabkan diri dengannya.
Masih berusaha mengajaknya berbicara, namun dia tetap mengabaikanku, hanya sesekali menoleh dan kemudian memalingkan dirinya lagi dariku. Memainkan rerumputan yang dipijaknya. Dan sesekali meneruskan makannya yang sempat terhenti karena kuhampiri.

Seketika panas terik yang tadi kurasakan membakar tubuhku sudah menghilang sekejap.
Aku duduk disebelahnya, sambil sesekali menceritakan sesuatu tentang apapun yang kualami di hari itu. Dan tetap saja dia tidak merespon kecuali sesekali menoleh dan memalingkan wajahnya kembali.
Kuhabiskan siang itu dengannya.
Tidak bosan sedikitpun meskipun ia tidak menghiraukan kehadiranku.
Dia hanya berjalan kesana kemari, ke rerumputan yang ada disana, kembali lagi ke bawah pohon rindang tadi, dan pergi lagi ke rerumputan disisi yang lain dari lapangan rumput ini. Aku hanya memperhatikannya tanpa beranjak dari tempat ku duduk.

Aku pun akhirnya pamit pulang karena sang matahari sudah terlihat lebih jauh dari tempatnya semula.
Sambil memintanya untuk datang kesini lagi esok hari.

Ya, benar saja. Ketika aku kembali kesana, kulihat dirinya berdiri tegak tidak jauh dari pohon tempat kami bertemu.
Aku tersenyum senang.

Aku kembali menyapanya.
Kali ini tanpa ragu – ragu aku menepuknya, kemudian merangkulnya pelan. Dia terlihat tidak keberatan akan itu.
Setiap harinya kami jadi selalu menghabiskan hari bersama, ditempat yang sama. Bermain – main, berlarian dan duduk dibawah pohon rindang itu.
Kami semakin akrab dan aku mulai menyayanginya seperti sahabatku sendiri.
Meskipun aku tidak pernah tahu akan apa yang dia coba sampaikan padaku. Tapi lewat tatapan matanya aku seperti mengerti akan dirinya.
Kami berteman tanpa dia pernah bisa menyampaikan apapun kepadaku, kecuali diriku yang selalu berceloteh tanpa dia yang memalingkan wajahnya.

Aku bahagia akan kehadirannya, seperti memiliki teman yang tidak akan pernah meninggalkan ku sampai kapanpun.
Ya, aku selalu mengharapkan itu.

Sampai akhirnya seperti biasa aku datang ke tempat biasa kami menghabiskan waktu bersama. Dia tidak ada disana, aku tidak bisa menemukannya dimanapun. Aku mencari dan tidak pernah menemukannya.
Keesokan harinya aku mencoba mencarinya kembali, kemudian esok harinya, esok harinya, dan esok harinya lagi.
Dan kemudian akhirnya aku tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya.

Aku hanya menangis, menangis dan menangis.
Mungkin itu adalah takdir yang dimilikinya.
Aku kecewa akan kepergiannya.
Seandainya dia terlahirkan sebagai manusia, dia tidak akan merasakan hal seperti itu.
Bagaimanapun, hanya dia satu – satunya Domba yang pernah menjadi temanku.

Incredible things never happened everyday. So cherish it.

And after all, best friend comes in every form and shape, right?
­­­­­­

You probably should run.”
Ucap pria itu dengan tenang.

“Eh? Kenapa?”
Jawabku bingung.

“Ya, because I’m about to shoot.”

Shoot?”

Terdengar bunyi ledakan senjata yang cukup memekakkan telinga ku. Membuat kepalaku pusing dan berputar – putar.
Ouch, apa – apaan?

ASTAGA. Apa itu??
Sekumpulan monster dengan tiga kakinya, berlari ke arah kami, warna bulunya kuning kemerahan, memiliki empat tanduk di sisi – sisi kepalanya, dan di moncongnya yang panjang. Taringnya, ya Tuhan.
Oh sekarang aku mengerti kenapa dia menyuruh ku lari.

“Cepat, atau kau ingin mati?”

“Iya, aku akan lari !”
Sahut ku panik sambil berlari sekuat tenaga mengikutinya.

Pria ini terlihat tenang, terlalu tenang malah.
Dia berlari sambil mengisi ulang senjatanya.
Aku tidak tahu jenis senjata apa itu, yang pasti aku tidak pernah melihatnya sekalipun, bahkan di film aksi manapun.

“Menunduk.”
Satu perintah darinya yang langsung aku turuti, monster lain yang ternyata ada di belakangku langsung dia hancurkan dengan sekali tembak.

Ya Tuhaaaaan ada apa ini??
Ya, aku baru sadar, kami ada di suatu tempat, gurun kurasa, yang dimana banyak sekali pohon kering, sejauh mata memandang hanya gurun dan gurun.

“Kita dimana??”
Tanya ku pada orang itu.

“Aku tidak yakin, mungkin planet ke - 11 atau ke - 15.”
Jawabnya santai.

Apa?

Kami bersembunyi di balik dinding tebing yang ditutupi semak belukar.
Pria itu mengeluarkan semacam benda kotak berwarna silver dan sedetik kemudian dia menyalakannya.

Motherfucking horse, itu Hologram?


“Disini Captain Equestris Adrien. Meminta lokasi.”

What the?
Dari hologram itu muncul sebuah robot yang merespon pertanyaan orang tersebut.
Robot yang bentuknya sama sekali tidak seperti manusia.
Mungkin seperti alien dengan mata bulat hitamnya yang besar dengan telinganya yang memanjang seperti Elf. Dia memakai setelan besi berwarna silver hitam.

“Ah, disana kau rupanya Captain ! Kau sedang berbuat nakal lagi ya? Seluruh markas mencarimu !”

“Biasalah, Arethusa.”

“Jika Carmenta tahu..”

“Jangan !! Jangan beritahu dia, kumohon Arethusa.”

“Kau punya penawaran?”

“Baiklah ! Aku akan membawamu ketempat itu.”

“Ehem. That’s so nice of you, Captain. Dari pendeteksi satelit kami di planet ke – 21, sepertinya kau ada di planet ke – 11 dari Matahari.”

Apa??? Satelit apa itu dari planet ke – 21 dan bisa mendeteksi lokasi kami di planet ke…
ASTAGA. PLANET KE – 11 DARI MATAHARI KATANYA?
Satelit di planet ke – 21?
Alien? Robot?
Apa ini??!!

“Tunggu !! Kau bercanda?!”
Tanya ku berteriak kepada alien itu.

“Captain, bagaimana bisa makhluk dari planet ke - 3 ini ada denganmu? Makhluk ini mengganggu dan terlalu berisik, lihat wajahnya yang tolol itu. Kenapa tidak kau musnahkan saja?”

“Sungguh, aku tidak tahu. Tapi dia bisa berguna untukku, kok.”
Jawab orang itu terkekeh menatapku.

“Apa – apaan?”
‘Makhluk’ katanya.

“Baiklah, terimakasih. Sebaiknya kau cepat kirimkan aku transportasi untuk kembali.”

“Mereka akan tiba di planet itu paling sebentar… 18 jam. Is that okay for you, Captain?”

That’s more than enough. Thank you Arethusa.”

“Kapanpun, Captain.”

Arethusa? Carmenta? Captain Eque.. apa?
Apa sih??

Captain itu mulai mengeluarkan benda asing lainnya dari dalam tas kantongnya. Benda yang benar – benar seukuran genggaman tangan yang perubahan bentuknya mengejutkan aku setengah mati.
Benda itu berubah menjadi TENDA.

Dan begitu masuk ke dalam tenda itu aku mendapati satu kantong tidur, dan satu termos air panas.
Hanya ini?
Bodohnya, tadinya aku berharap seperti tenda di film Harry Potter yang isinya bermacam – macam.
Dapur, kasur, lemari, mungkin toilet juga.

“Captain… Equesters?”
Tanyaku pelan.

“Captain Equestris.. Adrien.”
Koreksinya.

“Captain Equestris Adrien.”
Ucapku termangu.
Namanya aneh.

“Siapa namamu anak muda?”
Tanya nya sembari membereskan barang – barang aneh dari tas kecilnya.

“Aku Samuel.”

“Oh, kau makhluk dari planet ke – tiga.”

“Jangan sebut aku sembarangan. Aku ini manusia. Sama sepertimu ‘kan.”

“Percaya lah, kita tidak sama.”
Senyumnya sambil merapikan kantong tidur.

“Kita tidak butuh tidur kan??”
Tanyaku.

“Untuk saat ini sih aku tidak, bagaimana denganmu? Tidak lelah sehabis berlarian seperti tadi?”

“Kau terlalu meremehkan ku, Captain.”

“Adrien saja. Sepertinya Equestris terlalu rumit untukmu.”
Ucapnya lagi tergelak.

“Kau terlalu meremehkanku.”
Ulangku.

“Monster tadi apa? Dan bagaimana bisa kita terdampar disini? Mengapa bisa ada planet ke – 11 setelah matahari? Kau ini siapa? Robot apa tadi yang bicara denganmu?”

“Kurasa Arethusa benar, kau berisik.”

Aku terdiam kesal.
Kurasa wajar saja aku bertanya, seumur hidupku aku tidak pernah tahu tentang keberadaan planet ke – 11, itu artinya ada planet ke – 10 setelah matahari. Tentu yang ke – 9 adalah Pluto.
Kenapa dia menyebut planet ke – 3, ke – 21, ke – 11?
Kenapa tidak menyebut Bumi, apa pula itu yang ke - 21 dan.. Entah apa nama dari planet ke – 11 ini.
Tidak, ini semua apa sih??

“Kau memang sangat penasaran ya?”
Tanyanya ketika aku masih terlarut dalam rasa bingungku.
Aku mengangguk.
Dia menghela nafas.

“Dunia ini jauh lebih luas dari apa yang kita bayangkan kau tahu, Samuel. Benar – benar luas.
Ada sekitar 800.000 Planet dalam tata surya. Namun sepertinya penduduk bumi baru bisa menemukan sampai ke – 9 ya? Yang tidak lain adalah Pluto.”

Wow. 800.000 katanya.

“Seperti yang Arethusa katakan tadi, kita ada di planet ke – 11 dari matahari, yang bernama Heliscaupus. Salah satu planet tandus selain Polapus planet ke – 13, Centrionus planet ke – 15 dan Kioplatus planet ke – 121. Dan masih banyak lagi setelah itu sih. Bahkan ada planet yang seluruh isinya hanya diselimuti salju. Benar – benar salju.”

Wow, benarkah? Kau pernah kesana?”

“Ya, luasnya tidak seberapa. Tidak ada pepohonan maupun makhluk hidup. Tapi aku menemukan sesuatu yang unik. Sejauh ini hanya planet ini yang selalu diselimuti Aurora. Planet ini tidak pernah gelap juga terang. Indah sekali.”

“Dan nama planetnya?”

“Aku menamainya Carmeora, planet ke – 34 dari matahari.”
Dia tersenyum lembut.

“Carmenta ya?”
Tanyaku tersenyum jahil.

Dan lagi – lagi dia tersenyum.

“Apakah Carmenta sendiri sudah pernah datang ke planet itu?”

“Aku berencana mengajaknya.. Sekaligus melamarnya disana.”

“Ya Tuhan, ternyata kau romantis ya?”

Dia berdehem.
“Carmenta tidak berpikiran sama denganmu.”

“Kau sendiri, dari mana asalmu, Adrien? Dan berapa usiamu?”

“Aku berasal dari Phylocartos, planet ke – 22 dari mahatari. Dan usiaku 132 tahun.”

“ASTAGA. Kau tua !”

Hey tidak sopan !! Jika diukur dengan usia penduduk bumi, usia ku baru menginjak 28 tahun tahu !
Mungkin karena pergerakan waktu di Planet Phylocartos jauh lebih cepat dibanding bumi. Ilmuwan – ilmuwan disana tidak pintar ya?”

“Kau benar – benar mengejek ya?”

“Tidak, apa yang aku katakan ini adalah fakta.”

“Apa yang terjadi dengan pakaianmu?”
Tanyaku menyelidik.

“Apa maksudmu?”

“Makhluk robot di hologram mu tadi.. Dia memakai setelan keren. Mengapa pakaianmu seperti dari abad ke – 18 penduduk Bumi?”

Dia tertawa.
Dengan tatapannya yang terlihat sombong, dia mengangkat tangan kanannya dan menunjuk jam tangannya.
“Kau lihat ini?”

“Jam tangan.. ya.”

“Tekan tombol ini.”

Aku menekan tombol yang ia pinta. Dan dalam sekejap pakaian bututnya berubah menjadi setelan berwarna silver paling keren yang pernah aku lihat.
Pakaiannya agak ketat, ketika kusentuh ternyata keras, seperti baju pelindung pasukan kerajaan mungkin. Dengan senjata di tiap sisi pinggangnya.

“Keren kan?”
Tanyanya meledek.

Aku berdehem.
“Baiklah. Jadi, bagaimana aku bisa tiba – tiba ada di planet.. Apa namanya tadi?”

“Heliscaupus. Dan aku tidak tahu apa yang terjadi padamu anak muda.”
Jawabnya kecewa dengan responku dan sekejap kemudian mengembalikan pakaiannya ke semula.

“Kalau begitu apa yang terjadi padamu?”

“Aku mengutak atik mesin di markas. Mereka sedang menguji coba mesin teleportasi dimana kami bisa..”

“Berpindah dimensi dan waktu dalam sekejap mata. Aku tahu alat semacam itu.”

“Tunggu, ilmuwan di Bumi memiliki alat sejenis??”

“Begitulah.”
Ucapku menyombongkan diri. Yang sesungguhnya ilmuwan di Bumi masih sedang mencari tahu cara membuat alat itu.

“Jadi.. Apa kau tidak ingat hal terakhir yang kau lakukan setelah akhirnya sadar ada disini?”

“Hmm.. Mungkin..”
Pikiranku kembali ke beberapa waktu lalu.
Adrien menodongkan senjata ke monster – monster itu setelah sebelumnya memerintahkanku untuk lari.
Bukan ! Aku sedang apa tadi?

Trixi..
Trixi dan Jimmy mengajakku ke hutan yang sebelumnya telah aku temukan sebuah gudang tua tertimbun tanah dan akar – akar pohon yang sudah mati.
Mereka memaksaku ikut dan memeriksa jika kami bisa menemukan sesuatu yang menarik di dalam gudang itu.

Pintu.

“Um.. ya. Kurasa aku tahu apa yang terjadi.”
Ucapku akhirnya setelah melamun lama.

“Ilmuwan – ilmuwan bumi menjadikanmu kelinci percobaan ya?”
Tanyanya.

“Sepertinya..”
Jawabku asal, well anggap saja ilmuwan – ilmuwan itu adalah Trixi dan Jimmy.
Tunggu, dimana mereka? Jangan – jangan mereka juga ikut kesini.

Who cares. Mereka sama bodohnya dengan ku. Seharusnya kujadikan mereka makanan buaya.

“Apa yang harus kita kerjakan di planet ini selagi menunggu teman – temanmu datang? Tunggu, kau akan mengirimku pulang ‘kan??”

“Kita berjaga – jaga jika ada monster lain yang mendekat. Dan tentu saja tidak, kau pulang sendiri. Alat ku hanya bisa untuk dua kali perjalanan. Datang kesini dan pulang kembali. Karena yang Arethusa kirimkan sudah pasti alat transportasi dengan bahan bakar dan kapasitas rendah. Bukan yang untuk perjalanan yang hampir sangat mendekati matahari seperti Bumi.”

Apa katanya?

“Adrien apa kau serius?”


Ibu memelukku erat, sangat erat. Seperti itu akan menjadi pelukan terakhir yang bisa ia berikan ke anak sulungnya. Bahu ku basah oleh tangis tulusnya, tubuhnya gemetar hebat dan terisak berat.­­­­­­

Ayah?
Aku bisa melihat ia yang berusaha keras agar air mata nya tidak menetes dan terlihat olehku.
Aku bisa merasakan cintanya yang dalam untukku.
Tapi untuk apa?
Aku tidak pernah menjadi sosok anak yang bisa dibanggakan oleh orang tua nya.
Aku selalu menumbuhkan kekecewaan dan sakit di dalam hati mereka berdua.
Ayah dan ibu ku.
Aku mencintai kalian, sungguh. Baru benar – benar terasa sekarang oleh ku.
Aku sangat menyesal pernah membenci kalian.
Kalian yang sesungguhnya adalah orang – orang yang paling berharga untukku.
Maafkan aku.

Elsa?
Mengapa kau terpaku?
Hanya memandangiku tanpa bergeming sedikit pun.
Ternyata, yang lebih kuat itu kau, Elsa.
Tunggu,
Mengapa kau berlari menjauh?
Elsa, maafkan aku.
Aku tidak membencimu, tidak.

Ibu, maafkan aku.
Aku pernah berusaha membenci mu dan ayah.
Karena kemunculan Elsa, rasa iri dan benci tumbuh di hatiku.
Aku yang selalu menolak kehadirannya.
Ayah yang tadinya selalu mencari – cari ku, lebih memilih Elsa untuk menghambur di peluknya yang penuh peluh selepas membanting tulang seharian.
Ibu yang selalu memperhatikannya.
Aku membenci ayah, ibu dan Elsa sejak saat Elsa muncul.
Aku sangat membenci kalian.
Tapi tidak lagi !
Sungguh percaya lah.
Aku begitu berdosa untuk berusaha membenci kalian dan menolak Elsa.
Aku menyesal, sangat menyesal.
Jika aku bisa.. tidak, sudah tidak mungkin. Karena Tuhan telah mengabulkan permintaan terakhirku.
Permintaan ku yang untuk pertama kalinya tidak pernah aku sesali.
Ya, dari dulu aku selalu banyak meminta kepada ayah dan ibu.
Sejak kehadiran Elsa, aku selalu banyak mengharapkan sesuatu yang sesungguhnya tidak pernah aku butuhkan.
Itu semua hanya untuk membuat kalian jengkel dan akhirnya memarahiku.
Tapi tidak, ternyata ayah dan ibu tidak pernah memarahiku setiap aku meminta ini itu, kalian hanya memandangku lesu dan menasehatiku.
Seperti saat aku meminta dibelikan sepeda motor dan memutuskan untuk bergabung dengan klub motor. Ayah dan ibu tidak pernah marah.
“Berhati – hati lah selalu. “
Hanya itu.
Bukan itu yang ku mau saat itu, aku ingin kalian marah dan menunjukkan rasa sayang dan kepedulian kalian padaku.
Tapi kenapa kalian tidak pernah sekalipun memarahiku?
Aku bahkan menjadi yakin kalau sesungguhnya kalian memang tidak pernah menyayangiku.
Ya, tapi aku baru tahu sekarang.
Ternyata kalian memang menyayangiku.
Sangat menyayangi ku.

Elsa tiba – tiba datang dengan sebuah buku bergambar.
Ia memberikannya padaku dengan wajah sendu.
Ia membuka lembar demi lembar gambar – gambar yang membuatku akhirnya meneteskan air mata.
Ia menggambar diri ku dengannya.
Dan dengan seluruh anggota keluarga kami, ayah dan ibu.
Semua isi buku bergambar itu hanya ada kami berempat.

Elsa, ternyata kau tidak pernah membenciku.
Terimakasih.
Aku sangat menyayangimu.
Maafkan aku.


Kecelakaan itu merenggut nyawa kalian bertiga.
Aku yang tiba – tiba beradu argumen dengan ayah tentang klub motor ku.
Ayah dengan baik - baik meminta ku untuk keluar dari klub itu.
Bukannya mengiyakan, aku malah emosi.
Terjadilah pertengkaran.
Seharusnya aku menurut, bukan marah dan mengakibatkan ayah teralihkan pandangannya dari lampu merah dan truk besar yang melintas dari arah lain.
Yang mengakibatkan mobil kami hancur.

Jika aku bisa memohon satu hal pada – Mu.
Aku akan memohon.
Bolehkah aku egois dengan mengharapkan – Mu, dalam ketidakpantasanku, untuk mengabulkannya?
Tuhan, aku ingin memohon.
Aku ingin berdoa.

Tuhan, hanya satu pinta ku, yang benar – benar aku harapkan dari sudut hatiku yang paling dalam.
Aku mohon.
Aku akan bersimpuh dan memohon ampun.
Aku sangat menyesal. Aku benar – benar menyesal.
Jika bisa Kau kembalikan aku ke masa itu, aku rela seluruh sisa hidupku ditukar dengan satu.. tidak, 10 menit saja waktu bersama mereka.
Aku sangat menyayangi mereka.
Sangat.


Aku terbujur lemas pada akhirnya.
Pendarahan hebat dari dalam kepalaku membuat ku tidak bisa bergerak sedikit pun.
Seharusnya aku tidak pernah mengendarai motor itu.
Ya, aku memang belum ahli mengemudikannya.
Tapi aku dengan sombongnya melaju dengan kecepatan tinggi dan menghantam mobil yang sedang berbelok.

Semua putih.
Sampai aku lihat kalian datang dan berteriak menyesal atas keadaanku akhirnya.
Menangis tidak rela akan putri sulung kalian yang akan segera menemui Sang Pencipta.
Memelukku erat bagaikan ini terakhir kalinya kalian bisa memelukku.
Andai aku bisa, aku akan memeluk kalian kembali.
Maafkan aku.
Aku menyayangi kalian.

Elsa?
Kau akhirnya menangis.
Jangan menangis.

Aku akan selalu bersamamu, ibu dan juga ayah kita.

Mike Kenji 6.58 am
PING!!

Chester "Chazy" Bennington 7.01 am
Apa?

Mike Kenji 7.02 am
Ini keren banget!!

Chester "Chazy" Bennington 7.05 am
Ini tuh apa?

Mike Kenji 7.06 am
*nunjuk Blackberry nya*

Chester "Chazy" Bennington 7.10 am
-__-

Mike, "ini" tuh udah ada lama sejak kita make iPhone.

Mike Kenji 7.11 am
Gue tau ! Tapi kan ini pertama kalinya gue pake, 'kan?

Chester "Chazy" Bennington 7.12 am
Iya sih
udah ah, mau makan dulu.

Mike Kenji 7.13 am
Selamat sarapan !

----------------------------------------------------

Robert Bourdon 9.45 am
Lo tau ga dimana gue bisa cari kondom?

David Mike Farrell 9.46 am
?????????
Apaan?

Robert Bourdon 9.47 am
Lo denger kan.

David Mike Farrell 9.48 am
Iya, sederhana aja. Jalan bentar ke market terdekat dan beli itu semua.
Dan asal tau aja, gue BACA lo, bukan DENGER lo, karna kita chatting lewat BBM bukan Voice Note.

Robert Bourdon 9.49 am
Gue cuma butuh satu buat ini Dave.

David Mike Farrell 9.51 am
Lo tau ga sih jijik banget ngebahas ginian.

Robert Bourdon 9.52 am
Kenapa?

David Mike Farrell 9.53 am
Gapapa.

--------------------------------------------------

Joseph Joe Hahn 12.03 pm
*sighS*

Bradford Elisa 12.06 pm
?

Joseph Joe Hahn 12.08 pm
PING!!!

Bradford Elisa 12.09 pm
Apa sih?? :/

Joseph Joe Hahn 12.11 pm
JeeZS iNI kEnnNaPPPPA SiiHH

Bradford Elisa 12.12 pm
Apanya?!

Joseph Joe Hahn 12.13 pm
HanDDphOOne gUUe

Bradford Elisa 12.14 pm
Lah HP lo kenapa?

Joseph Joe Hahn 12.15 pm
ya KaanN guUe bAaruSsan NanYYa lo bRad.

Bradford Elisa 12.16 pm
Iya, tapi itu HP lo bukan HP gue, jadi gue ga bisa jawab. Kenapa sih? Terus kenapa deh lo ngetik kaya gitu?

Joseph Joe Hahn 12.17 pm
kaRRNa HP gUUe Sialan

Bradford Elisa 12.18 pm
-_-

Joseph Joe Hahn 12.19 pm
tràcKpaD nYa beerGeraK $enDirrI gUUe bahKKan Gaaa NyentuUH

Bradford Elisa 12.21 pm
Kenapa ga lo bawa ke Blackberry Service Centre aja sih?

Joseph Joe Hahn 12.23 pm
kkenaaPPA lO ga NNolLongiN guueE Aja Sihhh??

Bradford Elisa 12.24 pm
Gue musisi Joe, bukan tukang servis

Joseph Joe Hahn 12.25 pm
iyA sih

------------------------------------------------


Robert Bourdon 14.23 pm
Lo dungu banget sih

David Mike Farrell 14.25 pm
Apa? O_o

Robert Bourdon 14.26 pm
Lo nyuruh gue ke market dan beli kondom disana, mereka ga punya.

David Mike Farrell 14.27 pm
GA MUNGKIN !! Semua toko punya kondom !!

Robert Bourdon 14.28 pm
Yang satu ini enggak.

David Mike Farrell 14.29 pm
Ya cari aja ke toko lain kalo gitu mah

Robert Bourdon 14.30 pm
Toko terdekat dari rumah gue cuma yang gue datengin semalem dan mereka ga punya kondom !! Yang terdekat lainnya 3 kilometeran kali jauhnya !

David Mike Farrell 14.31 pm
Nah sekarang lo yang dungu

Robert Bourdon 14.32 pm
APA!

David Mike Farrell 14.33 pm
Tokonya ga sejauh itu Rob, dan kita semua tau jaraknya cuma beberapa blok dari rumah lo.

Robert Bourdon 14.34 pm
TAPI MEREKA GA ADA KONDOM !!!!!!!!!!!!! Щ(ºДºщ)

David Mike Farrell 14.35 pm
Yaelaaah santai napa
Mau pake punya gue?

Robert Bourdon 14.36 pm
Lo punya?

David Mike Farrell 14.37 pm
Iyalah !! mau ga?

Robert Bourdon 14.38 pm
Yeeeeyyy mauu !!
Gratis kan?

David Mike Farrell 14.39 pm
Iya

Robert Bourdon 14.41 pm
Terimakasih !! «(^▾^)»

David Mike Farrell 14.42 pm
;)

---------------------------------

Recent Updates
Mike Kenji 11 update(s)
Mike Kenji changed diplay picture 0 min ago
Mike Kenji changed display picture 2 mins ago
Mike Kenji changed display picture 5 mins ago
Mike Kenji changed display name 8 mins ago
Michael Kenji Linkin Park! changed display picture 11 mins ago
Michael Kenji Linkin Park! changed display picture 15 mins ago
Michael Kenji Linkin Park! I Love This Blackberry!!! :D 16 mins ago
Mike Kenji changed display name 16 mins ago
Mike Kenji changed display picture 17 mins ago
Mike Kenji changed display picture 18 mins ago
Mike Kenji changed display picture 18 mins ago

Chester "Chazy" Bennington 16.02 pm
Annoying banget serius

Mike Kenji 16.03 pm
Apaan?

Chester "Chazy" Bennington 16.04 pm
Itu tuh ganggu semua orang di kontak lo tau ga, jangan sampe mereka ngedelete lo

Mike Kenji 16.05 pm
Gue ga paham omongan lo Chaz

Chester "Chazy" Bennington 16.06 pm
Setiap gue liat Recent Updates, itu cuma ada nama lo doang

Mike Kenji 16.07 pm
Beneran ? Berarti gue terkenal !! ~(‾⌣‾~) (~‾⌣‾) ~

Chester "Chazy" Bennington 16.07 pm
-_-
Please ganti status lo, itu konyol banget.

------------------------------------------------

David Mike Farrell 13.36 pm
Kondomnya ada di tas lo.

Robert Bourdon 13.38 pm
Thanks!!

David Mike Farrell 13.39 pm
Lo mau apain?

Robert Bourdon 13.41 pm
Ya gue pake, kenapa?

David Mike Farrell 13.42 pm
Ama siapa? :P

Robert Bourdon 13.43 pm
Ya ama gue. ga ama siapa siapa, kenapa sih?

David Mike Farrell 13.44 pm
What the O_O

Robert Bourdon 13.45 pm
Apaan??

David Mike Farrell 13.46 pm
Gak. Enjoy deh.


------------------------------------------------

Bradford Elisa 16.03 pm
Masih rusak?

Joseph Joe Hahn 16.05 pm
Enggak doooooong \(ˆ‎​​​​▽ˆ‎​​​​)/

Bradford Elisa 16.06 pm
Benerin dimana?

Joseph Joe Hahn 16.08 pm
Blackberry Service Centre

Bradford Elisa 16.09 pm
Ha ! udah gue bilang kan itu bakal berhasil !

Joseph Joe Hahn 16.11 pm
Thanks to the Serviceman!

Bradford Elisa 16.13 pm
Yeah.. Right.

-----------------------------------------------

Chester "Chazy" Bennington has been added to the conversation.
Mike Kenji has been added to the conversation.
Bradford Elisa has been added to the conversation.
Joseph Joe Hahn has been added to the conversation.

Joseph Joe Hahn 17.13 pm
Ada sesuatu yang mesti kita diskusikan kah?

Chester "Chazy" Bennington 17.14 pm
Gue pikir kita harus bahas "Seberapa gila Mike Shinoda dengan Blackberry nya."

Mike Kenji 17.15 pm
Fuck you Chester, itu ga lucu.

Bradford Elisa 17.16 pm
Apanya?
Rob kok ga ada?

Chester "Chazy" Bennington 17.18 pm
ITU MEMANG LUCU MIKE.
Iya yah, Rob mana?

Mike Kenji 17.19 pm
Tentu aja enggak !

Chester "Chazy" Bennington 17.20 pm
Ganti Display Picture sama Display Name tiap menit itu ga lucu? KONYOL MEMANG, tapi juga lucu. Dan juga status "I Love This Blackberry."

David Mike Farrell 17.21 pm
Gue ga nambahin Rob ke ruang chat ini karna kita mau bahas soal dia.

Joseph Joe Hahn 17.22 pm
Tiap dua menit? KOCAK lo ! gue aja jarang megang ni hape. CHILDISH amat lo Mike hahahahahahahaa

Bradford Elisa 17.23 pm
HAHAHAHAHA

David Mike Farrell 17.24 pm
Guys tolong baca chat gue dulu -____-

Mike Kenji 17.25 pm
JANGAN sebut gue CHILDISH dasar lu piring bulet jelek terbang !!

Joseph Joe Hahn 17.26 pm
WTF?!

Chester "Chazy" Bennington 17.27 pm
Lmao!

David Mike Farrell 17.28 pm
Guys (۳º̩̩́_º̩̩̀)Û³

Bradford Elisa 17.29 pm
HOREEEE BERANTEM !

Joseph Joe Hahn 17.30 pm
DIEM LO KRIBO BLO'ON

Chester "Chazy" Bennington 17.31 pm
BWAHAHAHAHA

Bradford Delson 17.32 pm
WTF! KRIBO BLO'ON ?!

Mike Kenji 17.33 pm
Kribo blo'on sama Piring Terbang berantem !!!

Joseph Joe Hahn 17.34 pm
Fucking Shut UP!!!

Chester "Chazy" Bennington 17.35 pm
ASTAGA gue ketawa guling guling !
BAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA !

Bradford Elisa 17.36 pm
SHUT UP CHESTER YOU'RE NOT HELPING

David Mike Farrell 17.37 pm
SEMUANYA DIEEEEMMMM !!!!! KITA ADA MASALAH SERIUS SAMA DRUMMER KITA !!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Mike Kenji 17.38 pm
What? O.o

Chester "Chazy" Bennington 17.39 pm
Eh?

Bradford Elisa 17.40 pm
Maksud lo???

Joseph Joe Hahn 17.41 pm
Apaaaaa ROB GAAAYYY????

Chester "Chazy" Bennington 17.42 pm
Stupid DeeJay.

David Mike Farrell 17.43 pm
Kita harus bahas soal "Seberapa Aneh Rob Sama Kondom."

Chester "Chazy" Bennington 17.44 pm
Tunggu, kondom?

Mike Kenji 17.45 pm
Kenapa Dave?

David Mike Farrell 17.46 pm
Rob jadi ga waras, dia make kondom sama dirinya sendiri. *pingsan*

Mike Kenji 17.47 pm
WHAT!

Chester "Chazy" Bennington 17.48 pm
SERIOUSLY?!

Joseph Joe Hahn 17.49 pm
*cipratin air ke muka lo*
WTF?!

Bradford Elisa 17.50 pm
Lo yakin ?! O.o

David Mike Farrell 17.51 pm
*sadar*
SANGAT YAKIN

Mike Kenji 17.52 pm
Tunggu, lo tau dari mana soal ini?

David Mike Farrell 17.53 pm
Kalo gue bilang dia ngasih tau gue gimana?

Chester "Chazy" Bennington 17.54 pm
Apa kalian ngebahas itu?

David Mike Farrell 17.55 pm
UH, dia nanya smaa gue dimana dia bisa dapet kondom dan gue bilang tinggal pergi ke toko terdekat dan beli disana. Tapi terus sehari setelah itu dia marah marah ke gue karena di tokonya ga jual kondom. Jadi gue kasih dia punya gue.

Mike Kenji 17.56 pm
Itu aneh. Eh? Lo ngasih punya lo ke dia?

David Mike Farrell 17.57 pm
Iya, kenapa?

Joseph Joe Hahn 17.58 pm
Gue selalu yakin Rob itu gay karna dia ga pernah punya pacar. Tapi sekarang gue denger ini, gue jadi sedih :'(


Chester "Chazy" Bennington 17.59 pm
Koreksi : Dia pernah punya pacar WANITA beberapa kali, Joe.

Bradford Elisa 18.00 pm
Temen apaan lo Joe? selalu yakin dia gay?

Mike Kenji 18.01 pm
Lagian kenapa lo sedih segala sih?

Joseph Joe Hahn 18.02 pm
Sekarang lo yang temen apaan guys ! lo semua ga sedih denger hal menyedihkan soal ke - abnormal - an Rob? gue SYOK !!!!

David Mike Farrell 18.03 pm
Kita harus lakuin sesuatu untuk ngebawa otaknya balik.

Mike Kenji 18.04 pm
Dan apa yang harus kita lakuin?

Chester "Chazy" Bennington 18.05 pm
Bawakan dia wanita yang cantik supaya dia tau gimana make kondom secara benar.

Joseph Joe Hahn 18.06 pm
Setuju !!

David Mike Farrell 18.07 pm
Dimana kita bisa nemuin wanita cantik ini?

Mike Kenji 18.08 pm
Red light district.
>:)

Chester "Chazy" Bennington 18.09 pm
-_-

-----------------------------------------------

Robert Bourdon 19.32 pm
Dasar BODOOOOOHHHHH DUNGUUUUUUUUU

David Mike Farrell 19.33 pm
Apaan lagi sekarang -__-

Robert Bourdon 19.34 pm
Kenapa lo ngasih gue benda menjijikan ini?

David Mike Farrell 19.35 pm
What?!

Robert Bourdon 19.36 pm
This THING, Dave!

David Mike Farrell 19.37 pm
Apaan??

Robert Bourdon 19.38 pm
KONDOM !

David Mike Farrell 19.40 pm
Iya gue taro di tas lo beberapa hari lalu pas kita di studio, lah kan lo yang minta ???

Robert Bourdon 19.41 pm
YAELAH DAVE GUE MINTA NYA KONDOM BUAT BLACKBERRY !!!

David Mike Farrell 19.42 pm
HAH?! O.o

Robert Bourdon 19.43 pm
Dasar lo ikan blo'on !!

David Mike Farrell 19.44 pm
Ey ! Apa apaan lo manggil gue begitu ?!

Robert Bourdon 19.45 pm
Karna lo emang Blo'on, MOFOHEAD !

David Mike Farrell 19.46 pm
*calms down*
AU AH -_-

"Chesterellaaaaa,, Oooohhh Chesterellaaaa .... Madam membutuhkan secangkir teh nya SEGERA !!!! "

"Datang sebentar lagi Madaam ..."

"Chesterellaaaaaa, DIMANA SEPATU KU ??????"

"Ada di lemari sepatu mu, Robbeniaaa ...."

"Bawakan sarapanku SEKARANG Chesterella !!!"

"Akan siap dalam lima menit Hahnasya ...."

Chesterella, 17 tahun. Hidup dalam mimpi buruk setiap malam (atau setiap harinya). Menjadi seorang pembantu setelah ayahnya meninggal dunia saat melakukan perjalanan ke kota lain.

Ibu tiri dan dua anak perempuannya berubah menjadi benar-benar keji dan jahat saat itu. Memperlakukan Chesterella seperti binatang. Membiarkan dia tidur di ruang bawah tanah yang sangat penuh dengan kotoran dan tikus.

Tapi Chesterella adalah seorang gadis muda yang baik hati dan cantik, dia juga gadis yang cerdas. Jadi dia pun mengerjakan segalanya dengan hati yang tulus. Dia hanya percaya dan yakin bahwa suatu hari ia akan terbangun dari mimpi buruk ini, "sampai dia menemukan Prince Charming nya sendiri.


"Oh lama sekali ! Betapa sulitnya untuk membawakan ku satu nasi goreng dengan mentega di atasnya, mangkok besar penuh sarden, Barbeque dan Chicken Soup ????" tanya Hahnasya marah.

"Tapi mereka terlalu banyak Hahnasya, aku harus mempersiapkan mereka dengan sangat baik agar kamu tidak tersedak lagi seperti waktu itu." Aku tersedak karena menahan tawa dengan kata-kata ku yang ku tujukan pada saudara tiri ku yang gendut dan jelek itu.

"BERANINYA KAU ????!!!!" Oops, dia mulai marah lebih parah dari sebelumnya lagi. Ya Tuhan sepertinya matanya akan keluar. Aku harus menyelamatkan diri atau aku akan mati.

"Ya ampun, tenanglah. Aku kan hanya bilang ... "

"MAMAAAAAA CHESTERELLA MENERTAWAKAN AKU LAGI ... .. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

"APA .." Aku terhenti dengan wajah bingung, ya ampun jahat sekali wanita gemuk ini.

"PERGI KAU JELEK!" Dia berteriak.

Tanpa meninggalkan kata untuk menutup mulutnya aku berjalan keluar kamarnya dan berlari ke dapur untuk membawakan Madam (ibu tiri ku) secangkir teh paginya . Dia mungkin akan marah karena aku sudah sangat terlambat untuk membawa ini.


"Mendekatlah, wanita muda." Kata ibu tiriku saat aku masuk ke kamarnya dengan teh pagi nya.

"Selamat pagi, Nyonya."
Dia bahkan tidak membiarkan ku untuk memanggilnya Ibu atau Ibu Tiri. Lagipula aku tidak tertarik juga untuk memanggilnya dengan sebutan itu.

"Aku mendengar jeritan dari putri - putri ku lagi pagi ini."

"Asal tahu saja itu bahkan bukan kesalahan say.."

Dia segera menatapku dengan mata menyeramkan, hampir melempar mukaku dengan cangkir teh yang baru saja ku bawa. Oh, ayolah aku bahkan belum menyelesaikan kalimatku !


"Aku ... maksudku, tentu saja itu kesalahan ku, aku lupa untuk mempersiapkan Robbenia sepatu nya dan agak terlambat untuk membawakan Hahnasya sarapannya."

Dia meneguk teh dan meletakkan cangkirnya di atas meja di samping tempat tidurnya. Dia tersenyum sinis, jelek sekali.

"Mengapa kau tidak bisa membuat pagi ku menjadi hari yang sangat damai, Chesterella?"

"Maksud Anda .."

"Aku hanya terasa begitu muak mendengar orang-orang idiot jelek setiap pagi dan setiap kalinya berteriak pada pembantu berharga sepertimu." Dia tersenyum lembut. Membuatku mual. ew.

"Ku kira aku harus minta maaf lagi?"
Aku bertanya dengan senyum kecil.

"IDIOT! HANYA BERUSAHALAH UNTUK MENUTUP MULUT MEREKA SETIAP HARI, BISA??"
Oh my God dia mulai berteriak lagi. Aku akan pergi ke dokter setelah ini untuk memeriksa telinga dan kewarasanku.

"Aku akan mencobanya, Nyonya."

"Bagaimana?"

"Melakukan apa yang mereka inginkan?"

"Benar."

"Sekarang, mungkin aku permisi?"

"Tunggu. Aku akan memberitahumu hal yang harus dilakukan hari ini. "

"Apa lagi sekarang .." bisikku.

Dia menatapku lagi dan hampir melempar tempat tidurnya ke aku. (eh?)

"Ini daftar yang berisi pekerjaan apa saja yang harus kamu lakukan. Aku sudah menulisnya. "

Dia memberiku sebuah kertas. Sebuah kertas yang sangat panjang, mungkin kertas terpanjang yang pernah aku lihat. - Tidak juga sih -

Aku membacanya dalam hati.

'1. Bersihkan rumah seperti biasa;

Tapi aku sudah mengerjakannya. (Ucapku dalam hati)

2. Siapa yang peduli itu sudah dilakukan atau belum dilakukan;

Oh Tuhan dia sudah tahu apa yang akan aku ucapkan sebelum ia menyerahkan daftar omong kosong ini. (Ucapku dalam hati lagi)

3. Cuci piring;

4. Mandikan kuda;

5. CUci semua karpet di rumah ini;

6. Ganti wallpaper;

7. Potong rumput;

8. Belanja bahan makanan;

9. Bersihkan rumah lagi;

APA. LAGI? (Ucapku dalam hati, LAGI)

10.Iya, LAGI;

11. Mandikan kucing;

12. Bersihkan rumah lagi;

LAGI? TAPI INI BENAR BENAR SUDAH BERSIH. (UCapku dalam hati lagi dan lagi)

13. SIAPA YANG PEDULI? LAKUKAN SAJA PERINTAHKU ATAU AKU AKAN MEMBUANGMU KE KANDANG SINGA. "

Jee, jahatnya.


"Sudah selesai?" Tanyanya.

"Sudah."

"Pergilah sekarang, pembantuku."

Aku berjalan dengan tenang keluar dan mulai berlari ke dapur. Menemukan beberapa tikus di meja.

Aku menghela nafas pelan.

"Mengapa begitu lelah, Chesterella?"

"Biasalah.."
Jawabku singkat.

"Mereka harus mendapat pelajaran sekali sekali."
Ucap Guz kesal, salah satu tikus gendut dengan baju kekecilan.

"Mereka akan kena batunya suatu saat Guz, tenang saja."
Sahutku tersenyum.

"Chesterella, Chesterella !! Ada seseorang putusan dari Istana di depan pintu kita !!" teriak tikus lainnya.

"Oh wow cepatnya! Aku akan pergi menemuinya ! "

Aku berlari ke pintu utama dan aku segera membuka pintu, orang itu bahkan belum mengetuk dan dia tampak terkejut melihatku.

"Eh, um.. Selamat pagi?"

"Pagi, miss. Bisakah aku bertemu dengan pemilik rumah ini?" Dia bertanya dengan sopan.

"Ya dengan ku sendir.."

Seseorang memotong kalimatku lagi. MENGAPA TIDAK SEORANG PUN DI SINI YANG MEMBIARKAN KU MENYELESAIKAN KALIMATKU, BAHKAN SEKALI ????

"Akulah pemiliknya, Tuan. Apakah Anda memiliki sesuatu untuk disampaikan? Karena Anda datang cukup awal hari ini."

Oh bebek sialan. Ibu tiri ku mendatangi kami dan dia mendorongku menjauh dari mereka berdua. Errrr Aku benci sekali dengannya.

"Ya, sebenarnya aku punya. Dari Yang Mulia. Malam ini di Istana akan diadakan Pesta Dansa. Dan semua wanita lajang di Kerajaan ini diundang. "

"OH MY GOD APAKAH ANDA SERIUS ??"

Wow aneh sekali melihat dia bereaksi seperti itu. Dan OMG harusnya itu adalah kata kata ku !!


"Y..yes ... Nyonya."

Aku bisa melihat orang dari Istana itu panik ketika ia melihat wajah ibu tiriku yang tampaknya seperti wajah iblis.


"KAMI AKAN DATANG."

Ibu tiriku berkata dengan gembira.

"Uh. Baiklah. Aku permisi sekarang untuk menyampaikan berita ini ke setiap rumah di tempat Kerajaan ini."

"Have a great day, Sir !!"

Ibu tiri ku membanting pintu. Betapa bodohnya, itu sangat kasar. Orang dari istana itu bahkan belum beranjak.



"ROBBENIAAAAAA ... HAHNASYAAAAAAAAAAA. GET READYYYYYYYYYYYYYYYY."


Apa apaan. Itu sebuah perintah untuk perang atau apa.



"Chesterella, siapkan gaun kami. SEKARANG !"
Dia berteriak.

"Segera, Nyonya !"

Aku berlari ke atas dan membuka lemari. Mencari semua gaun yang aku bisa. Gaun gaun yang dimiliki saudari tiriku semuanya tampak seperti sampah. Tampak mengerikan.


"Chesterella ????? !!!! SEPATUUUUUUUUUUUUUUUUU !!"
teriak Robbenia.

"COMING !!" Sebuah jawaban yang aku lontarkan padanya. Dia lebih sering meminta sepatu daripada gaun, aneh sekali.

"Chesterellaaaa ????? MAKAAAAAAAAAAAAN !!!" Hahnasya sekarang berteriak.


"Comi ... eh, apa ??? KAMU BARU SAJA MAKAN !"
Aku berteriak kembali.


"WHO THE HELL CARES ! BAWAKAN SAJA SAYA MAKANAN !!!"

Ew. Dia semakin membesar dari sebelumnya.

Sambil mempersiapkan mereka, seekor tikus mendekati saya.


"Chesterella?"


"Jangan sekarang cutie, aku sedikit sibuk."


"Tidak, dengarkan."


"Ada apa?"


"Tidakkah kau pergi untuk pesta itu?"


Aku tertawa mendengarnya berkata begitu.


"Kau begitu lucu. Aku bahkan idak memiliki gaun dan aku tidak bisa mendandani diriku lebih baik lagi."


"Tapi aku yakin kau memiliki sebuah gaun. Kami telah menemukan satu di kamarmu. Dan jangan khawatir tentang penampilanmu, kau cantik karena itulah dirimu sebenarnya. "


"Kau manis sekali. Tapi, Madam tidak akan membiarkan aku pergi."


"Maka Tanyakanlah?"

"Hmm .. aku tidak tahu .."

"Kumohon?"

"Aku akan mencoba."
Aku menghela nafas dan tersenyum mengangguk. Dia tersenyum kembali.




"Apa yang membuatmu begitu lama ???" tanya Robbenia. Marah.

"Maafkan aku. Aku telah memikirkan berbagai alasan untuk datang ke Pesta bersama kalian."

"APA ?????" Hahnasya muntah. Awwww MENJIJIKKAN.

"Ibu !! Apakah kau mendengar apa yang dia katakan ?? !! Ew, Hahnasya, bersihkan dirimu. Ew." Ucap Robbenia.

"Tentu saja aku dengar, Robbenia. Aku tidak tuli."
Dia berkata dengan tenang.

"Jadi, Kau akan membiarkanku pergi?"
Tanyaku dengan penuh percaya diri.

"Tentu saja tidak."

"Ah, aku sudah tahu."

"Apa??? Bukankah seharusnya kau terlihat sedih pertama lalu kemudian memohon pada ku untuk mendapat izin????"

"Aku lelah memohon, lagipula tidak mungkin Anda mengizinkan ku juga. "

"Idiot sekali kau. Baiklah kau boleh pergi."
Dia menghela nafas pelan.

"OH MY GOD REALLY ???" Aku terkejut.

"APA?? IBU, TIDAK !!!"
Kedua anak perempuannya menolak.

"Tenang! Kalian berdua! Dan kau, Chesterella, pergi persiapkan diri! Cepat!"

"Oke Nyonya. Dan Oh Tuhan terima kasih banyak !!"
Aku tersenyum lebar.


"Mama, kau tidak bisa membiarkan dia ikut bersama kami !! Bagaimana jika Pangeran melihat dirinya dan jatuh cinta padanya ????? "tanya Hahnasya dengan mulut penuh dengan burger keju.

"Kalian berdua benar - benar bodoh. Kalian tidak tahu rencana ku kan??"

"Uh ..."
Robbenia dan Hahnasya saling berpandangan. Bingung.

"Bersihkan diri Hahnasya. Atau aku tidak akan membiarkanmu ikut."
Ibu tiri mengancamnya.




"Aku tidak percaya dia akan membiarkan aku pergi !!"

"Kami juga sama tidak percayanya. Dia pasti merencanakan sesuatu yang buruk untuk mu, Chesterella. Bukankah kau seharusnya khawatir? "

"Oh, ayolah, dia tidak seburuk itu."

"Kau benar-benar lupa ketika dia sengaja mendorong mu saat ada truk besar melintas?"

"Ahahaha ... Aku tidak akan pernah melupakan harit itu, aku hampir kehilangan gigi ku kan.."

"Dan juga tangan !!"
Tikus lainnya berteriak liar.





Setelah berdandan rapi dan berlari ke lantai bawah. Aku menemukan ibu tiri ku dan anak-anaknya berdiri di depan pintu utama. Dengan masing-masing memegang gunting di tangan mereka.

"Untuk apa itu?" Aku bertanya bingung.

"Tentu saja untuk Chesterella kita tercinta." Robbenia tertawa.


ASTAGA. SELESAI SUDAH.


Mereka merobek pakaian ku, memotong rambut ku, menyiramku dengan air yang bau (dapat darimana pula) hampir setengah dari gaunku dirusak. Kemudian setelah itu mereka meninggalkan aku yang menangis sendirian.



"BAGAIMANA KALIAN BISA TEGA LAKUKAN INI PADAKU ???"
Aku berteriak. Hahnasya melemparkan cheeseburger nya ke wajahku, itu sangat bodoh.


Aku berlari ke halaman belakang. Aku menangis keras. Yang lebih miris dari semenjak ayahku pergi. Tuhan, mereka benar-benar iblis yang kejam.


Aku hanya ingin kebahagiaan dalam hidupku.


Kemudian sesuatu yang berwarna putih muncul dalam bentuk manusia.


"Jangan sedih, sayang."

"Jangan bilang Anda adalah seorang peri."

"Pertama. Seharusnya kau terkejut melihat seorang peri tiba - tiba muncul, seharusnya kau berteriak ! Dan kedua, baru kau bingung dan bertanya siapa aku dan kemudian aku memberitahumu."
Dia terlihat kecewa.

"Maaf, maafkan aku. AAAAAAAHHHHHHHH !!! APA. SIAPA KAU ??!! DARIMANA KAU DATANG ???!!!"
Teriakku.


"Tidak lucu! Dan sudah terlambat untuk itu !! Sekarang mendekatlah. Aku akan memberikan sesuatu yang baik untuk kau kenakan sehingga kau dapat pergi ke Pesta !"

"Baiklah !"

Aku berjalan ke arahnya. Dia tersenyum saat aku mendekatinya dan dia memeluk bahuku dengan lembut.

"Sekarang sayang. Kau pasti lelah hidup dengan orang - orang dungu sialan yang jelek dan bau itu. Ya kan?"


Aku mengangguk.
Bagaimana bisa seorang Peri berkata buruk seperti itu, harusnya dia berkata lembut.
Oops, aku lupa, ini bukan Dongeng Disney.



"BABABABBABABUUMM BOOOOOOOO ..."

Dia mulai melemparkan beberapa mantra dan dia menunjuk tongkatnya ke diriku.


"Sekarang menjadi badut !!"


Badut. Apa ??

Aku memandang diriku sendiri dan aku benar-benar badut. Ya Ampun. Ini bukan Peri sungguhan. Komedian kurasa.

"A.. badut? BADUT ??"
Saya bertanya panik.

"Whoa, apa. Sejak kapan. Oh tongkatku, aku sangat menyesal sayang. Tidak pernah  ada niat ku untuk mengubahmu menjadi badut. Biar ku ubah lagi. BOOOMMMM !! "


"Menjadi Putri !!"


Oh ya ampun aku bisa merasakan keajaiban. Sesuatu terasa berbeda dari ujung rambut hingga kakiku.


WOW. Sihir hebat.


"Sekarang kau bisa pergi dengan tenang." Dia tersenyum.


"Chesterella omg kau begitu cantik !!" teriak Semua tikus.


"Tapi, bagaimana aku bisa pergi?"


"Oooohhh .. Anda perlu sesuatu untuk dikemudikan. Sepeda Motor ??"


"Kedengarannya bagus." Aku mengangkat alis kiriku.


"Poof. Sepeda motor."
Dia menunjuk ke gerbang utama.


Ah benar, dia benar-benar memberi ku sebuah sepeda motor. Wow, sepeda motor putih yang berkilauan. Bahkan rodanya juga. Motor ter-Girly yang pernah kulihat.


"Dan pemuda ini untuk mengantar mu di sana."
Dia membaca mantra untuk seekor tikus dan ia berubah menjadi manusia, manusia yang terlihat baik. Dan agak lucu.


"Pergi sekarang sayang. Datang kembali sebelum jam dua belas, oke ??"


"Dua Belas? Tapi ini bukan kisah Cinderella kan!"
Aku berteriak saat kami beranjak pergi.


"Tapi fiksi ini didasarkan pada kisah Cinderella dasar idiot! Apa gunanya tidak menempatkan tentang jam 12 tengah malam pada cerita ini padahal berdasarkan kisah Cinderella???!!"
Dia berteriak lagi dan dia menghilang.


"Ya Ampun. Oke oke!"
Aku berteriak kepada sesuatu yang sudah tidak ada.




Kami tiba di Istana. Aku berjalan perlahan-lahan ke dalam dan menemukan banyak wanita dan mereka semua menatapku. Aku bisa mengatakan bahwa ekspresi mereka menunjukkan tampak kagum denganku.


Dan dia, Pangeran Tampan. Dia menatapku dan dia datang ke arahku. Segera memegang tanganku dan membawaku ke berdansa.


Dia begitu tampan Dengan janggut tipisnya. Kudengar namanya Mike. Pangeran Mike. Tampan seperti rumor mengatakan. Sangat menawan.


"Kau adalah wanita tercantik yang pernah aku lihat."


"Begitupun denganmu, Pangeran Tampan."


Dia tersenyum.
Kami menari-nari tanpa memperhatikan apapun di sekitar kami. Tari dan tari dan tari.
Berbicara sedikit tentang sesuatu. Aku penasaran mengapa ia belum menanyakan namaku.


"Siapa nama mu, wanita cantik?"


Ah, baru saja aku penasaran.

"Namaku ..."


Ding ... DONG ... Ding ... DONG ...

Apa-apaan. Jam ??? Dua Belas ?? APA ???



"YA TUHAN aku harus pergi SEKARANG."


" Ya Tuhan. TIDAK. KAU TIDAK AKAN PERGI KEMANA MANA."



"Tapi Peri itu memintaku pulang sebelum pukul dua belas.."


"Dan sekarang sudah pukul dua belas, nona .. ???"


"Tidak, tidak, tidak, aku harus pergi!"


"Oke oke biarkan aku mengantarmu kalau begitu."


"Tidak, aku akan pergi sendiri. Sampai jumpa !"


Aku berlari.


"Tidak, kembali ke sini, kumohon!!"


"Selamat tinggal Pangeran Tampan. Kita akan bertemu lagi!"


"Tidak, kembali ke sini !! Beritahu namamu!!"


Dia berlari mengejarku. Tapi aku berhasil berlari lebih cepat.


"Ini, aku tinggalkan sepatuku, temukan aku!!"


"Apa.."

Pangeran Mike berhenti berjalan dan menatapku bingung.



WHAT THE HELL DID I DO. Mengapa aku memintanya mencariku dengan sebuah sepatu?? Seperti Cinderella saja !


Aw. Aku kembali ke penampilan lusuhku lagi. Berjalan ke rumah ku dengan  seekor tikus di tanganku.







~ Pagi Lainnya ~



"Chesterellaaaaaa ... .. !!!"



"BERHENTIIIIIIIIIIIIIII!!!!!!!! KAU TERLALU BERISIK !!!!!!"



"Apa - apaan?? Mengapa kau berteriak pada ku?!"



"Karena kau terlalu berisik. Gendut jelek !!"


"APA ??? MAMAAAAA ....... !!! "


"Pergi mengadu pada ibumu gendut jelek yang dungu. Aku tidak peduli lagi !! Mulai sekarang, urus sendiri keperluanmu, dan juga makanan mu ! Aku lelah mencari makanan aneh di kota ini untukmu. Gendut bodoh jelek!"


Hahnasya menangis keras dan dia berlari ke kamarnya dan dia membanting pintu.


"Apa yang kau lakukan padanya??" tanya Robbenia.


"Apa? Aku tidak melakukan apa-apa."


"Demi Tuhan, tapi dia menangis !!"


"Lalu kenapa ?!"


Dia tampak terkejut saat aku bentak dia seperti itu. Kemudian dia meninggalkan ku.


Aku masuk ke kamar Ibu tiriku.


"Apakah Anda memanggil ku Nyonya?"


"Kemarilah."


"Ada apa?"

"Kau terlihat berbeda. Masih marah soal kemarin?"

"Tidak sama sekali."

"Kenapa tidak ??? Aku ingin kau marah !! Kenapa kau tidak marah???"

"OH GOD !"

"Ya Ampun. Kau begitu aneh Chesterella. "

"Ya kurasa aku memang aneh."
Aku mengangguk.

"Pergilah."

"Oke Nyonya."

"Tinggalkan rumah ku."


Aku berbalik melihatnya ketika aku berjalan perlahan-lahan ke pintu.

"Apa?"

"Aku ingin kau meninggalkan rumah ini. Tidak pernah muncul dimanapun di sekitar kami. Jangan tinggal lebih lama di rumah ini. Apa kau tidak mengerti?"

"Tapi .. ini adalah rumah Ay.."

"Rumah Ayahmu, aku tahu. Tapi dia sudah mati jadi siapa yang peduli?"

"Kau jahat. Kau sangat jahat !!"

"Berteriaklah semaumu. Pergi."




Aku hendak pergi ke lantai atas untuk mendapatkan barang-barang milikku. Tapi seseorang mengetuk pintu depan. Aku segera membuka pintu dan menemukan orang dari istana itu lagi.


"Sekarang apa .."

"Uh. Maafkan aku. Aku punya berita lain untuk disampaikan. Dan hari ini aku membawa sesuatu dan juga seseorang denganku. "

"Siapa??"

"Apa lagi sekarang Pak??"

Wanita jahat itu lagi. huh.


"Tinggalkan sekarang Chesterella." Dia berbisik.


Aku berjalan ke lantai atas perlahan-lahan. Masih mendengarkan apa yang orang itu maksud dengan berita yang dibawanya.


"Ah, Nyonya, aku mendapat perintah bahwa aku harus mencari seorang gadis yang Pangeran temui tadi malam. Karena dia tiba-tiba menghilang dan Pangeran ingin kami menemukan gadis yang istimewa ini. Aku membawa sepatu kaca miliknya yang ia tinggalkan tadi malam. Apakah Anda keberatan untuk memanggil anak perempuan Anda kesini?"


"Ah, TENTU SAJA !! Silakan masuk!"


Dia hendak berteriak tapi dua monster itu sudah berlari turun menghampiri ibunya.


"Sepatu itu milikku, Tuan !!"teriak Robbenia.


"Tidak, idiot, itu milikku !!" kata adiknya.


"Sekarang berhentilah kalian berdua."
Pinta ibunya dengan tenang.
Aku tertawa jijik menyaksikan hal konyol hari ini. Tentu saja itu milikku. Aku akan kesana untuk memakai sepatu itu setelah dua monster ini mencobanya.


"Tunggu .."
Sebuah suara yang familiar menyapa.


OH wow itu adalah Pangeran Mike. Its Prince Mike !!


"Oh, Yang Mulia. Anda tidak perlu datang ke sini. Ini adalah pekerjaan saya."
Kata orang itu.


"Aku tidak bisa menunggu terlalu lama. Aku akan melihat wanita tersebut untuk memastikan apakah salah satu dari mereka adalah gadis yang aku temui tadi malam."


"Ah, tentu Yang Mulia."


"Dan .. kedua wanita ini jelas bukan dia."
Dia berkata dengan jijik.


"Apakah Anda yakin Yang Mulia ??" tanya Nyonya.


"Cukup yakin. Kedua makhluk ini sangat jelek."


OH MY GOD dia benar-benar berkata seperti itu.


Dan tiba-tiba dia menatapku yang bersembunyi di balik dinding sebelah tangga.


Dia tampak terkejut. Dan dia berjalan menaiki tangga ke arahku.


"Kau .. aku menemukanmu. Akhirnya."


Madam dan putrinya benar-benar tampak terkejut. Hahnasya pingsan ketika melihat Pangeran meraih tanganku.


"Yang Mulia apakah Anda yakin ini adalah wanita yang tepat ????" Nyonya sekarang bertanya.


Mengapa dia begitu sulit untuk percaya. ew


"Aku sangat yakin. Aku tidak bisa melupakan mata yang indah ini."
Pangeran tersenyum.


"Berikan kamu bukti kalau begitu !"

Oh Ibu, kau tidak akan pernah meminta jika kau tahu tentang sepatu lainnya yang aku miliki.


Aku mengenakan sepatu yang dibawa Pangeran, dan memakai satu lainnya yang kusimpan. Semua dari mereka (kecuali Pangeran) tampak terkejut. Aku bisa melihat wajah ibu tiri ku berubah merah dan dia sangat marah.
Seminggu kemudian. Kami pun menikah.



~ And We Live Happily Ever After ~